TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Upaya penurunan stunting di wilayah Provinsi Papua Tengah bukan hanya menjadi tugas Dinas Kesehatan. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr. Silwanus A. Sumule, SpOG (K), M.Kes saat ditemui awak media di salah satu hotel di Jalan Hasanuddin Timika, Selasa (14/8/2024).
Ia mengakui penanganan stunting memang belum optimal, belum mencapai target 16 persen sampai 2024. “Kita masih berada di angka 30an sekian persen, ini betul-betul menjadi keprihatinan bagi kami sebagai salah satu OPD yang bertanggung jawab dalam upaya percepatan penurunan stunting,” ucapnya.
Dikatakan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah tidak tinggal diam dan mendorong kabupaten kabupaten untuk memepercepat upaya percepatan penurunan stunting. Ketika bicara upaya percepatan penurunan stunting, kata dia tidak boleh hanya dibebankan kepada Dinas Kesehatan. “Ada program yang sensitif dan spesifik. Dinas Kesehatan dalam hal ini hanya bertangung jawab 30 persen di bidang kesehatan dalam aupaya menurunkan stunting. Tapi lebih banyak dilakukan SKPD non Bidang kesehatan, itu 70 persen,” ucapnya.
Dinas Kesehatan Papua Tengah melakukan berbagai upaya dalam penanganan stunting, yakni memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada bayi yang berat badannya tidak naik, turun dan kelihatan gizi buruk.
Untuk bayi yang berat badanya tidak naik atau tetap mendapat BLT Rp850 ribu perbulan, bayi yang berat badannya menurun dan kelihatan gizi buruk mendapat Rp1 juta perbulan. “Intervensi dilakukan selama tiga bulan. Diharapkan selama tiga bulan intervensi ini sudah kembali ke berat badan normal,” ujarnya.
Selain itu kader juga mendapat uang transportasi sebanyak Rp250 ribu perbulan untuk satu anak dan satu kader hanya boleh mendampingi empat anak artinya mendapat Rp1 juta perbulan.
Hanya saja BLT bisa diberikan jika pihak Puskesmas menginput data ke dalam e-PPGBM. Fakta yang terjadi di lapangan, yang sangat pro aktif menginput data adalah Puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika dan Nabire.
“Jadi itu yang kami harapkan kabupaten-kabupaten lain bisa memasukan datanya,” ucapnya.
Upaya lain yang dilkukan yakni memberi dukungan kepada gereja gereja untuk menyelesaikan masalah-masalah stunting terutama di bagian gunung. “Karena kita tahu anak-anak kita biasa mengalami anemia dan sebagainya. Kita harus segera intervensi sehingga ketika dia hamil anak yang dilahirkan tidak stunting,” pungkasnya.
Wartawan/Editor: Yosefina