TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Upacara cahaya mengawali misa malam Paskah di Gereja Santo Stefanus Sempan Timika, Sabtu (30/3/2024) malam.
Setelah doa pembukaan upacara cahaya, Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan Timika, Gabriel Ngga, OFM memberkati api unggun, kemudian memberkati lilin Paskah. Setelah itu dilanjutkan dengan perarakan lilin Paskah dari halaman gereja ke dalam gereja, dilanjutkan pujian Paskah.
Kemudian masuk ke liturgi Paskah, upacara baptis, liturgi ekaristi dan ritus penutup.
Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan Timika, Gabriel Ngga, OFM dalam khotbahnya mengatakan pada malam Paskah yang suci ini semua umat diajak kembali ke cinta awal, seperti ketika dibaptis, ketika menerima komuni pertama sangat berapi-api, semangat untuk menghayati hidup iman Katolik.
Begitupun ketika pasangan baru menerima sakramen perkawinan, semangat membangun hidup yang penuh harmonis, penuh sukacita, penuh kegembiraan.
Demikian juga seorang religius ketik dapat jubah, kaul, semangat sekali membangun hidup sebagai seorang religius entah itu suster, bruder atau pastor.
Tetapi bisa jadi di dalam perjalanan hidup mengalami peristiwa Golgota peristiwa di Yerusalem itu, mengalami resolasi mengalami krisis, mengalami kegelapan di dalam perjalanan hidup.
“Malam ini Yesus mengajak kita untuk kembali ke cinta pertama kita kembali ke semangat awal. Yesus yang Bangkit itu menampakan diri tidak di kenisa tidak di rumah-rumah ibadat ia menampakan dirinya dalam situasi keseharian hidup di Galiela, di keluarga-keluarga dalam kesederhanaan. Di sana kita melihat dan mengalami Dia yang bangkit yang menunjukkan jalan kembali kepada-Nya,” kata Gabriel.
Dia menyebutkan Paskah tidak selesai dengan perayaan liturgi tetapi dalam keseharian, dalam keluarga-keluarga, ketika mulai menjalani hidup dengan penuh perjuangan Yesus pasti Bangkit dan menampakkan diri-Nya.
“Melalui iman , Dia pasti dan selalu meneguhkan kita, yang terpenting adalah kita mau bangkit dari berbagai macam kegelapan yang kita alami, dari keterpurukan keterpurukan dalam menjalani panggilan hidup masing-masing,” ucapnya.
Ia memyebutkan meskipun dalam situasi kelam, sulit, menghadapi badai, jika bersama Yesus pasti bisa melalui semuanya. Ingatlah terang Kristus itu akan terus bercahaya. Kristus bangkit Kristus Jaya.
Bangkit dalam hidup bangkit dalam panggilan umat-Nya. Jaya dalam keluarga-keluarga, maka kembali dari merayakan Paska ini kebangkitan itu mesti nampak. Suami istri yang kehilangan komunikasi tidak lagi akur, tidak lagi harmonis, supaya kembali harmonis. kebangkitan ada di situ. Seorang religius seorang imam yang hanya bisa berbicara tetapi semangat doa lemah, pelayanan juga rendah diharapkan juga untuk bangkit sungguh-sungguh. Melayani apa yang menjadi hakikat panggilan sebagai seorang imam atau seorang religius, biarawan biarawati.
“Mari kita rayakan kebangkitan Kristus dalam hidup kita dalam hidup yang sederhana, hidup keseharian kita. Kristus yang bangkit menyertai dan memberkati kita,” ucap Gabriel.
Wartawan/Editor: Yosefina