TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Sebanyak tujuh Pasangan Suami Istri (Pasutri) mengikuti Weekend Marriage Encounter (WEME) Angkatan ke-IV selama tiga hari, mulai Jumat (14/2/2025) sore hingga Minggu (16/2/2025) malam di Rumah Retret Loresa, SP3, Kabupaten Mimika.
Tujuh Pasutri bersama tim pemberi WEME menginap di Rumah Retret itu dari awal hingga akhir kegiatan.
Suka cita yang luar biasa dirasakan oleh tujuh Pasutri karena begitu tiba, disambut dengan sangat hangat oleh panitia.
Tatapan yang tulus saat melakukan penyambutan sehingga peserta yang awalnya canggung merasa lebih nyaman.
Setelah mengambil kunci kamar dan berbagai perlengkapan, peserta ke kamar masing-masing menyimpan tas pakaian dan perlengkapan lainnya.
Setelah itu bergegas kembali ke ruangan dan kegiatan mulai dilakukan saat malam sekitar Pukul 19.00 WIT, diawali dengan Ibadat Sabda yang dipimpin Pastor Yohanes Haryoto, SCJ.
Acara dalam WEME dikemas dengan sangat menarik. Berdasarkan firman Tuhan peserta diajak mencintai, mengasihi dan mengampuni pasangan dengan tulus.
Peserta nampak menikmati setiap kegiatan. Tiga Pasurti pemberi WEME, Narro-Nana, yang merupakan team dari Gerakan Cinta Kasih Marriage Encounter Distrik 17 Samarinda, Ermon-Sari, Yuli-Ibrahim serta Pastor Yohanes Haryoto, SCJ yang merupakan team dari Marriage Encounter Satelit Timika, tampak suka cita dalam kesempatan itu.
Semua ungkapan cinta antara Pasutri dan peneguhan dari Pastor membuat peserta nampak mencucurkan air mata.
Pasutri saling terbuka mengungkapkan isi hati, dan merasa sangat diteguhkan dalam momen ini.
Pastor Yohanes Haryoto SCJ mengatakan bahwa sejak awal imamat, ia menyadari bahwa ia berasal dari sebuah keluarga, besar di keluarga, dan dididik oleh keluarga hingga akhirnya menjadi seorang Pastor.
Maka ia begitu merindukan bahwa keluarga keluarga itu mengalami kasih, pengampunan, tidak menderita di dalam hati.
“Di sini saya senang sekali karena ada komunitas yang memang sangat peduli dengan keluarga-keluarga. Pertama saya melihat peserta dari awal kalian datang itu ada aura yang penuh sukacita, saling mencintai itu tinggi sekali sehingga kekhawatiran saya, kecemasan saya dari awal itu hilang ketika berjumpa dengan para peserta yang datang dengan berbagai macam keunikan, tapi memancarkan aura kegembiraan,” kata Pastor Haryoto.
Ia mengatakan seringkali ada keluarga yang berpendapat bahwa mereka baik baik saja sehingga tidak perlu mengikuti retret, rekoleksi, maupun WEME.
Menurutnya ini pandangan yang sangat keliru karena semua keluarga bahkan semua manusia oleh gereja, oleh Tuhan Yesus diharapkan memiliki suka cita yang penuh, suka cita yang sempurna.
“Seperti firman Tuhan ‘Semua ini kuberikan kepadamu supaya suka cita-Ku ada dalam dirimu dan sukacitamu menjadi sempurna’. Nah betapa indahnya kalau setiap keluarga dalam situasi apapun mengalami suka cita yang berasal dari Tuhan yang mencintai tanpa syarat, tanpa batas, pengampunan yang tidak usah mempersoalkan siapa yang salah siapa yang benar, ini menjadi sesuatu yang indah,” ungkap Pastor Haryoto.
Menurutnya kalau keluarga bisa rukun, bisa kuat, gereja juga menjadi segar siap menjadi pewarta cinta kasih Tuhan.
Dampak kebaikan menjadi sangat luas, masyarakat Papua menjadi damai dan menjadi penuh suka cita.
“Dasarnya sekali lagi kelurga. Keluarga harus kokoh karena keluarga sumber dari segalanya. Orang dikatakan bermoral dari keluarga, beriman dari keluarga taat kepada pemerintah dari keluarga. Bisa menaati prinsip prinsip, aturan aturan itu dari keluarga. Kalau keluarga tertata bagus, semunya pasti baik,” pesan Pastor Haryoto.
Salah satu perwakilan Pasutri mengungkapkan mengikuti WEME merupakan jawaban dari doa-doa mereka selama ini.
“Ini seperti menjadi muara dan jawaban yang selama ini saya cari-cari. Saya memiliki banyak problem tentang komunikasi dengan istri dan anak anak. Setelah terlibat dalam acara WEME saya merasakan perubahaan yang besar dalam diri saya dan membuat saya bekomitmen mau berubah, menjadi suami yang bisa mengasihi dan mencintai anak anak saya dengan tulus, lebih terbuka dalam berkomunikasi,” katanya.
Ia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi panitia dan Tim Pemberi WEME yang mengemas acara ini dengan sangat menarik.
“Luar biasa panitia yang menyelenggarakan acara ini. Pancaran aura kasih sayang sangat kuat, mungkin dari semua peserta, saya yang berulang ulang meneteskan air mata. Rencana Tuhan luar biasa dan waktunya selalu tepat,” ujar dia.
Untuk diketahui, sudah 33 Pasutri 3 pastor dan 4 suster yang telah mengikuti WEME di Timika mulai angkatan pertama yang diselenggarakan pada tanggal 10-12 Maret 2023, angkatan kedua pada tanggal 2-4 Februari 2024, angkatan ketiga tanggal 13-15 September 2024 hingga angkatan keempat pada tanggal 14-16 Februari 2025. Ada beberapa Pasutri di luar jumlah tersebut telah mengikuti WEME di kota lain. Rencananya WEME akan dilakukan lagi di Timika pada Bulan September 2025.
Wartawan/Editor: Yosefina