TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Tokoh dari Suku Mee di Timika, Kabupaten Mimika, Sam Gobay menegaskan konflik yang terjadi di Topo, Nabire, Papua Tengah pada Mingggu (11/6/2023) bukan peran antar suku.
Menurutnya dalam konflik itu tidak ada saling panah atau ciri-ciri lain seperti yang biasa terjadi pada perang suku.
“Dua orang yang meninggal itu bukan dalam kondisi saling memanah. Mereka itu pengguna jalan biasa. Tidak ada yag memerintah atau memimpin konflik itu,” ujar Sam kepada CARTENZNEWS.com, Selasa (13/6/2023) malam.
Menurutnya mobilisasi masa yang terjadi dalam konflik itu dilakukan secara spontan, karena warga tidak terima dengan tidakan kekerasan itu.
“Jadi saya tegaskan konflik di Topo bukan perang suku, sebab tidak ada yang memimpin dan memerintah untuk perang,” tegas Sam.
Ia mengakui konflik itu menelan korban nyawa dan materi yang cukup banyak, serta cukup menyita prhatian publi di Papua bahkan di luar Papua. Meskipun demikia ia berharap pihak-pihak lain tidak membangun opini bahwa itu adalah perang suku. Sebab opini seperti itu akan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat suku Mee dan suku Lani baik yang ada di daerah Nabire maupun di luar Nabire.
Ia juga berharap tokoh-tokoh dan bupati-bupati dalam wilayah Meepago bekerja sama untuk meredam opini publik agar tidak terjadi konflik lanjutan.
Sam berpesan agar semua pihak mendukung upaya –uapaya perdamaiana agar masalah tersebut segera selesai.
“Saya harap suku Mee dan suku Lani di Kota Nabire, tetap menjaga keamanan, jangan melakukan aksi saling mengganggu agar terbangun situasi yang kondusif sebagai bentuk dukungan dalam upaya perdamaian yang sedang dilakukan . Tolong tahan diri dan hindari pihak lain yang mau masuk untuk memprovokasi,” kata dia,
Sam juga mengimbau kepada kepala-kepala daerah wilayah Meepoago segera menetapkan tapal batas yang jelas antara Mimika, Enarotali, Waigeitei, Moanemano dan Nabire, karena ketidakjelasana tapal batas ini sangat berpotensi menimbulkan konflik. “Penetapan tapal batas ini jangan disepelekan, harus segera diselesaikan karen masalah semacama ini sangat berpotensi konflik,” ujar Sam.
Wartawan/Editor: Yosefina