TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Tingginya kasus malaria di Timika disebabkan lingkungan yang tidak bersih dan ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra dalam jumpa pers di Hotel Horison Diana Timika, Sabtu (27/5/2023).
Menurutnya kondisi lingkungan yang tidak bersih menjadi sarang nyamuk sehingga kasus penyakit yang bersumber dari vektor nyamuk ini menjadi tinggi.
Selain malaria, dalam dua minggu terakhir kasus demam berdarah di Mimika juga cukup tinggi. Penyakit ini juga disebabkan lingkungan yang tidak bersih.
“Persoalan malaria dan DBD ini disebabkan masalah kebersihan lingkungan. Jadi kebersihan lingkungan yang harus diperhatikan bukan hanya di dalam rumah tapi juga di luar rumah. Selokan-selokan yang ada genangan air dan rumput-rumput yanh tinggi harus dibersihkan karena itu jadi sarang nyamuk anopheles yang menyebabkan malaria,” terangnya.
Selain itu lanjut Rey, warga harus ktif melakukan 3M plus, menguras, membuang dan mengubur benda-benda bekas yang dapat menampung air karena akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab demam berdarah.
Jentik nyamuk aedes aegypti, akan mudah berkembang biak di lingkungan yang kotor dan banyak genangan air.
“Dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, maka lingkungan akan menjadi sehat, rumahnya sehat dan orangnya pun sehat,” tegas dia.
Dikatakan mengobati bukan cara yang paling ampuh tapi menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari gigitan nyamuk itu yang paling utama.
Kemudian terkait kepatuhan minum obat, Rey menyebutkan bahwa 70 persen kasus malaria di Mimika turut dipengaruhi oleh pasien yang tidak patuh dan ini memboroskan obat malaria.
Sehingga pihaknya wajib mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan patuh minum obat malaria sampai tuntas.
“Kita hitung berdasarkan hasil penelitian di Mimika, kurang dari 63 hari atau kira kira dalam periode waktu dua bulan dua hari hampir sebagian besar masyarakat yang menderita malaria itu kembali dengan malaria yang sama. Itu menjadi beban ganda buat kami terutama teman-teman di Pukesmas,” terangnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M), Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Kamaluddin, mengungkapan kasus malaria di Kabupaten Mimika pada Tahun 2023 mulai Januari sampai April sebanyak 31.381 kasus dengan kasus erbanyak di Puskesmas Wania, Pasar Sentral, Bhintuka, Karang Senang, Timika Jaya dan Puskesmas Timika.
Berikut kasus demam berdarah di Mimika Tahun 2016 mulai Januari sampai April sebanyak 330 orang, dari jumlah ini satu orang meninggal dunia pada Bulan Februari lalu.
Dinkes telah melalukan berbagai upaya tindakan pencegahan seperti mengimbau warga menjaga kebersihan, menghindari gigitan nyamuk, melakukan fogging atau pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit.
Selain itu juga melakukan penyemprotan insektisida pada dinding interior rumah untuk mencegah malaria, pembagian kelambu dan pembagian obat pembunuh jentik nyamuk.
“Jadi sampai saat ini kami dari Dinkes tetap melalukan kegiatan pencegahan penularan malaria dan demam berdarah,” terangnya.
Wartawan/Editor: Yosefina