TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Wakil Kepala Sekolah SLB Negeri Mimika, Murni Mangero, S.Pd mengaku sangat bersyukur dan terharu karena ia bersama guru-guru dan anak didiknya diundang mengikuti upacara bendera peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Upacara Kantor Pemerintah Kabupaten Mimika.
Menurutnya memasuki delapan tahun berdirinya SLB itu, baru pertama kali diundang mengikuti acara yang digelar Pemkab Mimika. “Kami dari SLB sangat bersyukur sekali memasuki tahun ke depalan sekolah ini berdiri, baru ini kali kami diundang ikut acara Pemkab. Kami dari pihak sekolah sangat bangga sekali. Ketika kami dapat informasi dari kepala sekolah ada undangan untuk SLB saya sampai menangis. Kami terharu karena baru di zamannya Bapak John Rettob kami diperhatikan,” katanya dengan mata berkaca-kaca usai upacara bendera peringatan Hardiknas di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Selasa (2/5/2023).
Ia bahkan mengatakan sangat bangga ketika nama SLB Mimika dipanggil dengan pengeras suara untuk foto bersama pada upacara peringatan Hardiknas.
“Apalagi tadi nama sekolah kami dipanggil untuk foto kami sangat bangga sekali,” sebutnya.
Menurutnya, Plt Bupati Mimika sudah dua kali mengunjungi SLB, kunjungan pertama kali memantau siswa-siswi SMA kelas 3 ujian. Kujungan kedua, Murni mengaku lupa agendanya.
Dikatakan saat pihakanya merayakan Hari Disabilitas International (HDI) pada 2 Desember Tahun 2022 lalu di Hotel Grand Tembaga, Plt Bupati Mimika Johannes Rettob menghadirinya.
Saat itu, lanjut dia Plt Bupati Mimika berjanji Pemkab akan bangun gedung SLB yang lebih besar karena gedung sekolah saat ini memang sangat sempit. “Kita terpaksa gabung siswa-siswi tunadaksa dan tunanetra karena ruang kelasnya kurang, harusnya kelas mereka masing-masing karena kebutuhannya berbeda,” katanya.
Dikakatan saat kunjungan ke SLB, Plt Bupati juga menjanjikan akan memberikan insentif untuk guru-guru di sekolah tersebut dan memperjuangkan nasib guru-guru honorer menjadi ASN.
Saat ini di SLB ada dua guru ASN, tiga guru P3K selebihnya honorer. Dari guru-guru itu hanya lima orang yang jurusan SLB sementara guru lainnya semua berlatar belakang sarjana pendidikan guru.
“Teman-teman yang bukan dari jurusan SLB ini sangat sabar menghadapi murid-murid dan siswa-siswi kami dari SD sampai SMA yang jumlahnya 100 lebih,” sebutnya.
Untuk pembelajaran di SLB, bagi murid dan siswa tunanetra menggunakan huruf braille, tuna rungu menggunakan bahasa isyarat. Sementara murid dan siswa tunagrahita dan down syndrom harus dihadapi dengan sangat sabar. “Semua guru di sana sangat sabar menghadapi anak-anak didik kami terutama yang down syndrom,” ucapnya.
Ia menambahkan pada akhir Tahun 2022 pihaknya mendapatakan bantuan kursi roda utuk anak-anak tunadaksa dari Dinas Sosia Kabupaten Mimika.
“Tanggal 3 Desember Tahun 2022 dari Dinas Sosial mengatarkan bantuan kursi roda untuk anak didik kami,”pungkasnya.
Wartawan/Editor: Yosefina