TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Pastor Paroki Katedral Tiga Raja Timika, Amandus Rahadat, Pr menegaskan bahwa masalah korupsi yang terjadi di Kabupaten Mimika merupakan masalah moral sehingga gereja wajib memberikan masukan, pendapat terkait hal itu.
Penegasan ini ia sampaikan pada khotbahnya dengan tema ‘jangan takut untuk mengatakan kebenaran’, saat misa kedua di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Minggu (25/6/2023).
“Jangan kamu takut untuk mengatakan kebenaran. Itu sabda Yesus hari ini. Apa yang dibisikan ketelingamu, beritakan itu dari atas rumahmu. Warta Biblis hari ini khususnya Kitab Nabi Yeremia dalam bacaan pertama dan warta Injil mengungkapkan pesan dan nada yang kurang lebih sama yaitu beranilah berkata benar dan jangan takut,” tegasnya.
Ia menceritakan beberapa bulan lalu dia berkhotbah dan menyinggung masalah korupsi dari beberapa pihak. Sesudah misa ada seseorang yang menemuinya dan berkata ada pesan WhatsApp dari seorang perempuan, istri seorang pejabat yang mengatakan pastor itu bicara kitab suci saja, bicara yang rohani, bicara yang surga, buat apa bicara korupsi, bicara macam-macam.
Mendapat informasi itu, menurut Amandus otak ibu yang mengirim pesan itu belum terlalu beres, pengetahuannya juga pasti minim.
Ia pun menjelaskan alasannya selalu mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan tata kelola pemerintahan yang koruptif, tata kelola hukum dan peradilan yang palu jatuh miring sebelah, keamanan yang terkesan membuat orang takut. “Baiklah umat coba dengar sedikit penjelasan pastor mengenai wilayah yang ditekuni gereja dan wilayah yang ditekuni oleh instansi-instansi kemasyarakatan, duniawi, profan. Ada instansi eksekutif yaitu pemeritahan, ada isntansi legistlatif yaitu DPR, ada instansi yudikatif yaitu hukum dan peradilan, ada instansi keeamanan, ketertiban yang menjaga negara ini. Kemudian ada bidang bisnis, perdagangan, pasar ini semua bidang-bidang duniawi yang ditekuni oleh kebanyakan orang. Bidang-bidang ini kadang disuarakan oleh para pastor, gereja yang oleh sebagian orang merasa pastor terlalu jauh melangkah keluar wilayahnya. Ingat wiayah gereja, wilayah pastor adalah masalah moral,” ujarnya.
Dikatakan moral adalah semua yang berkaitan dengan keadilan, kebenaran dan kejujuran. Urusan moral adalah wilayah gereja, maka sejauh instansi-instansi profan melaksanakan tata kelola dengan baik silahkan, gereja welcome, bagus. Tapi kalau tugas dibidang pemerintahan, eksekutif, legislatif, bidang yudikatif, hukum dan peradilan, keamanan, bisnis dilakukan dengan menginjak-injak nilai kebenaran, menginjak nilai keadilan, kejujuran gereja tidak boleh diam.
“Anda memasuki wiayah saya wilayah moral. Itu wilayah gereja maka gereja tidak boleh diam gereja harus bersuara mengatakan silahkan anda tata kelola pemerintahan tapi yang adil dong, yang benar dong yang jujur dong. Silahkan anda mengatur tata kelola peradilan dan hukum silahkan itu wilayahmu, tapi yang adil dong ,yang benar dong, yang jujur dong. Sampai di sini harap paham alasan pastor-pastor bersuara karena wilayah gereja ditabrak oleh wilayah lain,” ucapnya.
Dia menyebutkan sesuai informasi yang diperolehnya, besok Senin (26/6/2023) akan dilakukan demo dan Amandus mengaku telah didatangi pihak keamanan untuk meminta pendapatnya terkait aksi yang akan dilakukan itu. “Saya didatangi oleh pihak keamanan dan bertanya pastor aman ka? Pastor kalau seandainya ada demo pikir pastor aman ka? Saya tanpa pikir panjang saya bilang aman. mengapa orang demo, saya coba buat semacam kronologi,” kata dia.
Iapun memaparkan kronologi sehingga akan dilakukan demo tersebut. Dimulai dari dugaan korupsi yang dilakukan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, kemudian ditangkap KPK dan sedang menjalani proses hukum. Berikut Wakil Bupati, Johannes Rettob diduga, dituduh juga korupsi. KPK sudah periksa beberapa tahun lalu hasilnya nol, nihil, polisi juga periksa hasilnya nol, nihil tidak menemukan indikasi tindakan koruptif. “Aneh bin ajaib jaksa yang memeriksa dan dalam tempo sesingkat-singkatnya pemeriksaan itu berujung pada dakwaan. Banyak orang merasa aneh dan itu sebabnya besok itu mereka demo. Anehkan masa KPK salah, polisi salah, jaksa yang benar. Aneh bin ajaib negara ini,” ujarnya.
Dia pun sangat merasa aneh ketika proses hukum sedang berlangsung di pegadilan dan diputuskan Plt Bupati Mimika Johannes Rettob tidak ditahan dan melaksanakan tugas. Namun tiba-tiba ada dakwaan lagi dan dilakukan sidang pada tanggal 27 Juni mendatang.
“Astaga tiba-tiba ada dakwaan lagi dan kalau tidak salah tanggal 27 ini akan disidang. Palu hakim akan jatuh kiri atau kanan tergantung hakim ko punya kejujuran ada di mana, keadilan ada di mana, kebenaran ada di mana. Rakyat sedang menanti palu hakim dan kita percaya hakim netral selama belum terkontaminasi pengaruh-pengaruh dari luar,” ujarnya.
Lebih aneh lagi kata dia, Plt Bupati Mimika belum selesai masa jabatan tiba-tiba ada gerakan tambahan dari eksekutif yakni Penjabat Gubernur Papua Tengah yang mengaku mendapat instruksi dari menteri. “Soal benar atau tidak silahkan itu bukan wilayah gereja. Tapi gereja hanya mau bertanya ibu penjabat gubernur ko sadar ka bahwa untuk menegakan hukum ko tabrak hukum, bagaimana itu? Engkau menciptakan dualisme kepemimpinan di kabupaten ini ada Plt dan ada Pj, bukan main. Rakyat kabupaten dipertontokan sebuah permainan yang bodoh, kebodohan yang telanjang, sangat telanjang,” serunya.
Amandus mengaku sebagai pastor ia merasa malu mempunyai pemimpin seperti ini. Ia juga menanggapi terkait keberadaan Pj Bupati Mimika yang sebagai orang Katolik seharusnya menggunakan hati nurani dalam menerima sebuah keputusan. “Pj yang dilantik saya dengar dia punya nama Valentinus berarti orang Katolik, saya cek-cek oh iya Katolik karena waktu dilantik ada seorang imam dari Nabire yang pegang Alkitab dan dia menaruh tangan. Bapak Valentinus, saya harap khotbah ini saudara dengar. Anda ditawari sebuah jabatan, andakan orang eksekutif seharusnya anda tahu dong bahwa masih ada Plt. Pertanyaanya ko punya hati nurani ada di mana sebagai orag Katolik? Saya pastormu dan saya mau bertanya hati nuranimu ada di mana? Seharunya engkau bilang, maaf jabatan itu bagus tapi selesaikan dulu jabatan Plt ini. Masa ada Plt baru engkau dilantik jadi penjabat. Seharusnya engkau pejabat orang Katolik puya hati nurani tapi kau menerima saja begitu. Saya sedih menjadi pastor mendengar seorang Valentinus menerima sebuah jabatan seperti boneka itu,” katanya.
Ia juga menyampaikan pesan kepada warga yang mau ikut demo besok agar tidak melakukan aksi anarkis. Jika mau isi dari demo itu didengar berlakulah sopan, tampil elegan demo tidak sama dengan bakar-bakaran demo tidak sama dengan bikin rusak, demo itu mengungkapkan aspirasi. “Dan saya percaya aspirasimu mulia maka tampilah mulia. Ini seruan pastor dari Gereja Katedral. Yesus berpesan jangan kamu takut omong kebenaran, maka besok demo omong saja kebenaran, jangan karang, jangan karang, jangan karang. Jangan takut demo silahkan tapi demo yang bermartabat, kebenarnnyu hendaknya punya bobot adil dan bobot kejujuran. Itu nilai yang diperjuangkan oleh gereja. Demo kalau bisa berwarna kebenaran dan keadilan. Tuhan memberkatimu Tuhan memberkati kita semua, amin,” pesannya.
Wartawan/Editor: Yosefina