TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Sejumlah Pengusaha Amungme Kamoro yang tergabung dalam Honai Pengusaha Amungme dan Kamoro (HAPAK), menegaskan kepada pihak PT Honay Ajkwa Lorentz dan PT Tambang Mineral Papua yang berencana membangun panbrik semen dan keramik di Mimika, untuk tidak beroperasi sebelum berkoordinasi dengan HAPAK.
Pihak HAPAK menginginkan agar PT Freeport Indonesia memastikan posisi dari pengusaha-pengusaha asli kedua suku besar di Mimika dan lima suku kekerabatan, pada rencana pembangunan pabrik semen dan keramik.
“Kami sudah putuskan dua perusahaan itu tidak boleh beroperasi sebelum Freeport memastikan Pengusaha Amungme, Kamoro dan lima suku kekerabatan terakomidir dan posisinya di mana. Selesaikan dulu masalah posisi kami, baru aktivitas bisa berjalan. Kami minta Freeport jangan lihat HAPAK sebagai musuh,” tegas Ketua HAPAK, Oteanus Hagabal kepada awak media di Kantor HAPAK, Jalan Yos Sudarso Timika, Senin (13/1/2025).
Dikatakan sebagai orang asli Amungme dan Kamoro, pengusaha-pengusaha yang tergabung dalam HAPAK ingin menjadi tuan di tanahnya.
Sehingga ia berharap Omnibus Law dan DPRD Mimika bisa merespon aspirasi tersebut.
“Kami minta DPRD bisa fasilitasi kami untuk berdiskusi dengan PT Freeport. Kami tegaskan kami ingin jadi pengusaha sukses dan mampu bersaing di tanah kami,” kata dia.
Terkait hal tersebut, hari ini bertempat di Hotel Grand Tembaga, mulai Pukul 16.30 WIT, HAPAK akan menggelar pertemuan dengan semua Pengusaha Amungme, Kamoro dan lima suku kekerabatan.
“Kami akan diskusikan hal ini hingga ada solusi terbaik. Kami tidak mau kejadian seperti pembangunan semelter di Gresik dari target 500-900 tenaga kerja, tidak melibatkan orang Amungme dan Kamoro,” pungkasnya.
Wartawan/Editor: Yosefina