TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Misa hari raya Pentakosta di Gereja Santo Stefanus Sempan Timika berlangsung meriah. Berbagai tarian, musik dan lagu dari berbagai suku di Indonesia memeriahkan perayaan Roh Kudus Turun Atas Para Rasul ini.
Misa diawali dengan perarakan salib yang dibawa oleh misdinar, disusul pemazmur, lektor, pembaca doa umat, biarawati, pro diakon dan terakhir Uskup Keuskupan Agast-Asmat, Mgr. Aloysius Murwito, O.F.M yang memilpin misa dan Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan Timika, Maxi Dora, OFM.
Perarakan dimulai dari depan aula gereja menuju pintu gereja diiringi musik dan tarian hedung dari Suku Lamaholot, salah satu suku di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kemudian perarakan dari pintu gereja menuju ke depan altar diiringi musik, lagu dan tarian dari Suku Kamoro, suku asli di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Tarian dari Sorong, Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya mengarak persembahan menuju ke depan altar.
Pada lagu Aku Percaya, anggota paduan suara bernyanyi dalam bahasa Baliem, Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Lagu-lagu mengiringi komuni menggunakan bahasa Kamoro dan bahasa Kei, yang merupakan salah satu suku di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
Anggota paduan suara juga menggunakan busana adat dari daerahnya masing-masing.
Sementara doa umat dibawakan oleh empat orang petugas menggunakan Bahasa Kamoro, Kei, Tondano-Manado dan Bahasa Jawa.
Nampak sejumlah umat juga menggunakan pakan adat dari daerahnya masing-masing.
Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan, Maxi Dora, OFM mengungkapkan terimakasih kepada umat dari berbagai suku di Timika yang telah berpartisipasi aktif memeriahkan misa perayaan Pentakosta.
“Terimakasih untuk semua umat dari berbagai suku yang telah memerihakan perayaan Pentakosta ini dengan tarian, musik dan lagu-lagu dari sebagai daerah di Indonesia,” ucapnya.
Wartawan/Editor: Yosefina