CARTENZNEWS.com-Misa pentahbisa tiga imam dan dua diakon yakni Pastor Theodorus Yosep Tepa, OFM, Pastor Richardus Buang Lela, Pr, Pastor Ricky Carol Jeujanan, Pr dan dua diakon yakni Diakon Alpius Mujijau, OFM dan Diakon Domisius Wandi, OFM di Gereja Santo Stefanus Sempan pada Minggu (16/10/2022) berlangsung meriah.
Ribuan umat katolik dan umat agama lain yang menjadi tamu undangan memadati gedung gereja dan halaman gereja.
Sebagian besar umat hadir mengenakan busana daerah asalnya masing-masing.
Misa pentahbisan dimulai Pukul 15.30 WIT diawali dengan perarakan dari pintu masuk gereja menuju depan altar yang diiringi lagu Ecce Sacerdos yang dinyanyikan dengan sangat merdu oleh anggota paduan suara, dan diiringi juga dengan tarian kolaborasi nusantara.
Urutan dalam perarakan itu penari, ceremoniarius/penata upacara, pembawa dupa dengan asap mengepul, putra putri altar yang lain, calon diakon, pembawa evangeliarum/lektor, pemazmur, calon imam, para imam, imam-imam pembantu/asisten dan Uskup.
Setelah itu dilanjutkan dengan ritus pembukaan, liturgi sabda, liturgi tahbisan, liturgi ekaristi dan ritus penutup.
Dalam liturgi tahbisan, diawali dengan pemanggilan calon diakon dan imam untuk mnghadap Uskup. Setelah itu dilakukan penyelidikan terhadap calon diakon oleh Uskup dan pengucapan janji setia calon diakon.
Penyelidikan juga dilakukan Uskup terhadap calon imam dilanjutkan pengucapan janji setia calon imam.
Uskup kemudian menumpangkan tangan ke atas calon diakon tanpa kata-kata setelah itu para calon diakon berlutut, Uskup megulurkan tangan mengucapkan doa tahbisan.
Setelah itu diakon yang baru saja ditahbiskan menerima pakaian diakon yakni stola dan dalmatik dari Uskup kemudian imam pembantu membantu diakon baru mengenakan stola dan dalmatik. Uskup kemudian menyerahkan Kitab Suci kepada diakon.
Usai pentahbisan diakon dilanjutkan dengan pentahbisan imam. Calon imam maju ke depan altar kemudian Uksup berdiri dan berdoa. Semua imam yang hadir maju depan altar membentuk setengah lingkaran kemudian Uskup dan para imam bersatu meletakan tangan ke atas kepala yang ditahbiskan.
Setelah itu dengan tangan terentang Uskup mengucapkan doa tahbisan dan para imam satu persatu meletakan tangan diatas yang ditahbiskan.
Sesudah Uskup mengucapkan doa tahbisan dilakukan penyerahan dan pengenaan pakaian imam yakni stola dan kasula. Kemudian satu persatu imam baru maju berlutut di hadapan Uskup dan Uskup mengoleskan minyak krisma kepada imam baru, dilanjutkan dengan penyerahan peralatan misa kepada imam baru.
Dalam khotbanya, Mgr Hilarion Datus Lega, Pr menyebut nada dasar pewartaan injil yang diangkat dalam upacara tahbisan adalah ‘Takut akan Allah’.
“Orang-orang yang takut akan Allah adalah orang-orang yang tahu berterima kasih, sebagaimana Mazmur 10, aku mau berterima kasih, berbahagialah semua yang memuliakan Tuhan karena mereka semua takut akan Tuhan. Suadara tidak boleh lagi bersimpuh di depan HP, dunia modern saat ini, istri bukan hanya takut kepada suami atau sebaliknya, tapi takut kepada HP ibarat dia punya Tuhan Allah baru. Peristiwa tahbisan imam dan diakon hari ini mengingatkan kita agar takut akan Tuhan,” ujarnya.
Uskup Hilarion menyebutkan imamat dan diakonat adalah anugerah istimewa, kemurahan dan kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri.
karena kemurahan dan kerahiman Tuhan, ketiga imam dan diakon bisa ditahbiskan untuk itu ia mengajak semua umat bersimpuh di hadapan Allah yang menyelenggarakan semua yang terbaik dalam hidup anak-anaknya. “Pastikan kita selalu kembali dan berlari kepada Tuhan, karena Tuhan pedoman hidup kita. Tuhan pula melancarkan segala tindakan dan perilaku kita, bukan hanya dibayangkan, tapi sungguh-sungguh menyertai, berjalan bersama, dihayati bahkan tidur bersama untuk membesarkan martabat imamat, juga martabat diakonat para tertahbis,” ucapnya.
Dikatakan Gereja Katolik dan Apostolik menyambut orang muda penuh semangat, terdidik dan terlatih untuk tugas pelayanan, ini bukan karena kehebatan, tapi melalui Allah yang terus berkarya hingga mengantar mereka kepada martabat imamat dan diakonat.
Uskup Hilarion pun mengapresiasi semangat dan segala dukungan yang diperlihatkan dan disaksikan melalui prosesi penerimaan dan penyambutan dalam martabat imamat dan diakonat.
“Mulai semangat orang Kamoro, orang Lamaholot, bahkan perempuannya menari dengan parang. Kita juga menyambut seorang raja Kei dari Bombay sampai di Tual. Kita pun menyambut seorang anak Toraja, dipersembahkan dengan tarian adat dan seorang diakon dengan tarian goyang pantat dan tarin susu yang meriah. Ini semua bukan karena tepuk tangan, tapi karena kemurahan dan kemuliaan Tuhan. Secara pribadi, kemuliaan dan kemurahan Tuhan itu diperlihatkan kepada anda berlima (tiga calon imam dan dua diakon-red) yang dikenal dan dipilih dan dengan perantaran Uskup diurapi-Nya,” sebut Uskup Hilarion.
Ia menyebutkan perayaan yang diiringi tarian adat dan budaya semua menunjukan kebesaran dan kuasa Tuhan.
Termasuk koor dengan kemerduan suara yang tidak dapat diragukan, ini seperti nyanyian para malaikat di surga.
“Termasuk bapak, ibu, saudara, sanak keluarga, kaum kerabat, umat, 80 pastor, 100 suster serta 150 petugas pastoral, ini semua karena penyelenggaraan ilahi. Proficiat, damai Tuhan besertamu,” demikian ucapan selamat dari Uskup Hilarion kepada tiga imam tertahbis.
Diakhir misa Uskup membacakan SK Pentahabisan, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.
Jalannya prosesi misa Tahbisan Presbyterat ini disiarkan secara live streaming oleh Komsos Keuskupan Timika.
Wartawan/Editor: Yosefina