TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Kartu Otsus Sehat (KO Sehat) yang merupakan program pelayanan kesehatan yang dibuat Penjabat (PJ) Gubernur Papua Tengah sejak Tahun 2023 lalu tidak hanya menanggung biaya pengobatan pasien Orang Asli Papua (OAP) ber-KTP Provinsi Papua Tengah, namun menanggung juga biaya transportasi yang digunakan untuk mengantar pasien ke rumah sakit rujukan serta kebutuhan makan minum keluarga yang menjaga pasien.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes )Provinsi Papua Tengah, dr. Silvanus Sumule, saat ditemui awak media di Hotel Horison Diana Timika, Kamis (4/4/2024).
Dikatakan salah satu alasan yang membuat tercetus program KO Sehat berkolaborasi denga BPJS Kesehatan, karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) ingin membuat masyarakat Papua Tengah bisa merasakan manfaat dari pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Untuk KO Sehat, kenapa kita membuat barang ini, karena ketika DOB ini muncul kita tahu ada pro kontra dan segala macam tapi pemerintah mengatakan barang ini jadi. Ko mau berteriak apapun juga barang ini jadi. Sekarang ketika barang ini jadi, manfaat apa yang kita kasih ke masyarakat. Kita ingin masyarakat merasakan manfaat langsung dari pemekaran DOB ini. Kalau sekolah butuh waktu yang lama. Tapi kalau pelayanan kesehatan manfaatnya langsung dirasakan. Masyarakat sakit, tidak usah pikir pembiyaan, kalau dirujuk tidak usah dipikir biaya transportasi, kebutuhan keluarga yang menjaga tidak usah dipikirkan. Kalau ada pasien yang meninggal biaya peti mati tidak usah dipikirkan, semuanya dibiayani dana Otsus melalui KO Sehat yang berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan,” kata dr. Silvanus.
Program ini khusus untuk pelayanan kelas tiga, sehingga kata Silvanus, untuk penduduk di Papua Tengah ketika dia mau menerima layanan kesehatan di kelas tiga dijamin oleh pemerintah provinsi.
Program ini berjalan cukup baik, sehingga pada Bulan Semptember 2023 lalu, Pj Gubernur Papua Tengah mendapat penghargaan Universal Health Coverage (UHC) UHC Award yang merupakan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah berhasil mewujudkan implementasi JKN-KIS di wilayahnya dengan cakupan kepesertaan mencapai lebih dari 95 persen dari total penduduk.
Ia membeberkan salah satu contoh manfaat program KO Sehat yang sudah dirasakan masyarakat asli Papua, yakni ada dua pasien di Puncak Jaya yang habis melahirkan namu ari-ari tidak keluar, sehingga pihaknya lagnsung menghubungi pihak mskapai penerbangngan MAF menjemput dua pasien itu kemudian diantar ke Rumah Sakit Yowari, Sentani untuk mendapat tindakan medis selanjut.
“Pelayanan seperti ini gratis, kalau tidak ada Otsus pelayanan semacam ini tidak bisa jalan,” ujarnya.
Dijelaskan mekanisme kerjan dari program Ko Sehat ini yaitu Pemprov Papua Tengah mengirim dana ke masing-masing rumah sakit.” Nilainya berbeda beda, rumah sakit yang punya tanggung jawab besar seperti Mimika dan Nabire nilainya jauh lebih besar dibandingkan daerah yang lain,” ucapnya.
Wartawan/Editor: Yosefina