TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Menjelang pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di seluruh wilayah Kabupaten Mimika, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, melaksankan rapat koordinasi (Rakor) dan evaluasi pelaksanaan deteksi dini dan respon penyakit tingkat kabupaten, di Hotel Grand Tembaga, Jumat (24/5/2024).
Kegiatan ini diikuti perwakilan dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), 18 distrik, semua Puskesmas di wilayau Kabupaten Mimika, TNI Polri, tokoh agama dan stakeholder terkait lainnya.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Mimika, Robert Kambu, dalam sambutannya mengatakan polio adalah salah satu penyakit menular yang sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak.
Virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian oleh karena itu, upaya pencegahan melalui imunisasi sangatlah penting untuk melindungi generasi penerus dari ancaman penyakit polio.
“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal penting terkait dengan pelaksanaan Pin Polio tahun ini bertujuan untuk memberikan imunisasi tambahan kepada anak-anak berusia 0 hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya” kata Robert.
Menurutnya program ini adalah upaya bersama untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, sehingga dapat mencegah penyebaran virus polio di masyarakat Papua pada umumnya dan secara khusus masyarakat Mimika.
Pelaksanaan Pin Polio nOPV2 maupun bOPV, dilaksanakan di wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya sejumlah empat putaran.
PIN polio di Kabupaten Mimika sedianya akan dimulai secara serentak di seluruh Tanah Papua pada tanggal 27 Mei 2024.
Sasaran Pin Polio di Kabupaten Mimika pada usia 0 sampai 59 bulan sebanyak 30.969 anak, lima sampai enam tahun sebanyam 16.195 anak, usia tujuh tahun sebanyak 8.406 anak. “Jadi totalnya 55.570 anak,” ungkap Robert.
Dia menjelaskan polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan jam.
Dari tiga jenis serotipe polio virus yakni WPV1, WPV2, dan WPV3, polio virus tipe satu atau WPV1 adalah yang paling umum dan paling sering menyebabkan wabah besar.
Gejala dan penyebaran infeksi virus polio tipe satu bisa bervariasi dari ringan seperti demam dan sakit tenggorokan, hingga parah seperti meningitis aseptik dankelumpuhan. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan tinja orang yang terinfeksi.
Imunisasi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi polio virus tipe satu, vaksin polio yang digunakan dalam program imunisasi global mencakup vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV), yang keduanya melindungi ketiga serotipe virus polio.
Persiapan yang dilakukan untuk sub Pin Polio di Kabupaten Mimika adalah memastikan ketersediaan vaksin polio dan logistic imunisasi sesuai kebutuhan.
Menyediakan petunjuk teknis pelaksanaan pin tahap 1 serta materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) sesuai kebutuhan.
Melakukan pendampingan advokasi, sosialisasi serta pelaksanaan PIN tahap satu.
Melaksanakan monitoring dan evalusasi harian melalui koordinasi Dinas Kesehatan dengan stakeholder terkait dan 26 Puskesmas yang ada serta rumah sakit milik Pemda dan swasta
Menentukan kampung prioritas, jumlah sasaran, jumlah nakes jumlah non nakes yang terlibat, target harian menurut kampung, skenario wilayah pegunungan, skenario wilayah pesisir, serta keterlibatan masyarakat terutama kader
Posyandu,media masa, Babinsa
Babinkamtibmas, pegawalan tim medis oleh petugas keamanan.
Melaksankan penguatan imunisasi rutin, melalui optimalisasi upaya pelacakan atau defaulter tracking untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan empat dosis imunisasi polio tetes dan dua dosis imunisasi polio suntik lengkap sesuai usia serta melaksanakan imunisasi kejar bagi anak yang terlambat mendapatkan imunisasi.
Melaksanakan sosialisasi kepada seluruh masyarakat dan menggerakkan
seluruh sasaran agar datang ke
Puskesmas, Posyandu,
Paud-TK, maupun pos imunisasi lainnya untuk mendapatkan imunisasi tambahan polio.
Memantau perkembangan cakupan harian sub Pin tahap satu dan segera
melaksankan upaya tindak lanjut terhadap kendala atau masalah yang terjadi di lapangan.
Mendukung pelaksanaan seluruh upaya penanggulangan kejadian luar
biasa polio, baik berupa kegiatan sub Pin maupun upaya surveilans.
Melakukan upaya monitoring bersama untuk memastikan pelaksanaan
PIN tahap satu berjalan dengan baik dan sesuai prosedur, termasuk
pengelolaan limbah vaksin.
Memastikan seluruh sumber daya, baik pembiayaan tenaga maupun sumber daya lainnya, yang dibutuhkan untuk operasional pelaksanaan sub Pin tahap I tersedia dalam jumlah yang mencukupi
Menyampaikan surat edaran atau instruksi Bupati atau Wakil Bupati atau Sekda kepada seluruh jajaran agar mendukung pelaksanaan Pin tahap satu.
“Mari kita bersama-sama menyukseskan Pin Polio tahun 2024 ini demi masa depan anak-anak kita yang lebih sehat dan bebas dari polio. Saya berharap melalui sosialisasi ini, kita semua semakin memahami pentingnya imunisasi dan dapat menyebarkan informasi ini kepada masyaraat luas”, kata Robert.
Wartawan/Editor: Yosefina