TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang mulai Tahun 2023 diubah namanya menjadi Riset Kesehatan Indonesia, yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) bertujuan untuk mewujudkan Mimika sehat, cerdas dan produktif.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob saat ditemui wartawan di Hotel Horison Ultima Timika, Kamis (15/12/2023).
Ia menyebutkan ide dilakukan Riskesdas ini bisa muncul karena Pemkab dan Freeport berpikir tentang Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.
SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan dan sasaran global Tahun 2030, yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara berkembang di Sidang Umum PBB pada September 2015. 17 Tujuan tersebut yaitu, tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi layak, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi dan infrastruktur, berkurangnya kesenjangan, kota dan permukiman yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem lautan, ekosistem daratan, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, kemitraan untuk mencapai tujuan.
“Kami berpikir supaya manusia di Mimika ini sehat, pintar kemudian bisa produktif, ini mulai dari kesehatan. Kita sadari orang bisa sehat itu bukan hanya karena minum obat tapi kita harus sehat dari awal tidak boleh ada ISPA tidak boleh ada TBC tidak boleh ada malaria dan penyakit lain. Makanya kita buat riset kesehatan dasar. Kita riset sampai siput, kepiting, ikan, kita riset semua untuk mengetahui mungkin dari makanan ini ada yang menjadi penyebab penyakit,” kata John.
Dikatakan Mimika menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang melakukan Riskedas. Hasil dari riset ini dapat diketahui bahwa ternyata mewujudkan mansusia yang sehat banyak sekali faktor yang mempengaruhi seperti infrastruktur, pangan, gizi, perilaku hidup dan lainnya.
Dari hasil Riskesda ini disusun blueprint yaitu kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.
Blueprint ini nantinya untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk 25 tahun. Dalam blueprint ini akan diketahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk menjadikan manusia yang lebih produktif, dengan berkolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak swasta. Tidak tumpang tindih. Jadi misalnya jika pemerintah sudah buat Puskesmas dan YPMAK membangun kampung sehat jangan di lokasi yang sama. Kalau sudah ada Puskesmas, kampung sehat pindah ke tempat lain supaya semuanya bekerja sama. “Selama ini tumpang tindih,” ucapanya.
Ia mengakui 60 sampai 70 persen pembangunan di Mimika dilakukan sektor swasta, pemerintah cenderung ke infrastrukktur. “Namun dengan APBD yang sangat besar harus mampu memberdayaakan dan membina masyarakat untuk peningkatan ekonomi,” kata John.
Wartawan/ Editor: Yosefina