TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika mengakui harga daging babi di Timika masih cukup tinggi, mencapai Rp250 ribu perkilogram karena hingga saat ini populasi babi belum meningkat.
Babi di Timika banyak yang mati karena diserang virus African Swine Fever(AFC) atau demam babi africa.
“Kita sudah anggarkan di pertengahan tahun ini sudah ada 3 ribu anakan babi dan akhir tahun ini kurang lebih 6 ribu, sehingga paling tidak populiasi babi meningkat supaya menekan harga. Secara hukun pasar harga akan trun secara otomatis,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Sabelina Fitriani saat ditemui CARTENZNEWS.com, Kamis (6/2/2025).
Ia mengatakan tahun depan ditargetkan populasi babi di Mimika memcapai 10 ribuan bahkan 13 ribuan seperi populasi awal. “Agar harga babi kembali ke awal,” ujarnya.
Ia menjelaskan peningkatan populasi babi menjadi salah satu program prioritas instansi yang dipimpinnya itu.
Pihaknya akan memberikan bantuan anakan babi untuk peternak OAP dan non OAP. Selain itu pihaknya memberikan bantuan pakan.
Kemudian ada program pembinaan untuk peternak ayam potong dan ayam petelur.
Untuk program ini sebagai bentuk penguatan kepada peternak dengan memberi bantuan DOC dan pakan.
Tahun ini, pihaknya juga akan melakukan pemberdayaam dan pembinaan kepada peternak di dua distrik wilayah pesisir.
“Tahun lalu kita lakukan hal semacam ini di Manasari dan Tembagapura. Kalau tahun ini kita rencana di dua ditrik di wilayah pesisir. Saya lupa persisnya dua distrik itu,” katanya.
Wartawan/Editor: Yosefina