TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika berkolaborasi menggelar pasar murah di halaman Graha Eme Neme Yauware, besok Jumat (5/4/2024). Pasar murah mulai dilakukan dari pagi hingga selesai.
Kepala Disperindag Kabupaten Mimika, Petrus Pali Amba menjelaskan yang dijual dalam pasar murah adalah kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran, seperti beras, gula, minyak goreng, telur ayam, mie instan, aneka bumbu dapur, sayuran, daging ayam, sirup, tepung dan lainnya.
Pasar murah yang dilakukan menjelang Idul Fitri ini untuk menekan kenaikan harga barang dan membantu meringankan beban masyarakat dalam rangka memperoleh barang kebutuhan pokok yang murah dan terjangkau.
Dikatakan terkait ketersediaan dan harga bahan makanan di pasar, menurut Petrus pihaknya terus memantau perkembangan dan persedian serta selalu berkoordinasi dengan pihak distributor pemasok.
“Kalau di kita sebatas melakukan survei dan pengawasan di lapangan untuk melihat ketersediaan. Jika ada yang ketersediaannya susah tidak cukup langsung kita laporkan pada distributor pemasok, sehingga pada saat dibutuhkan tidak menyebabkan harga langsung melonjak,” kata Petrus saat diwawancarai CARTENZNEWS.com di Hotel Horison Diana Timika, Rabu (4/4/2024).
Dikatakan kadang harga bahan makanan melonjak bukan karena persediaan yang kurang namu harga sudah mahal dari sumber diambilnya bahan makanan tersebut.
Seperti tahun lalu harga cabai rawit mencapai Rp150 ribu perkilo, penyebabnya harga di tempat pengambilan cabai memang sudah mahal.
“Karena di tempat pengambilan rica itu sesungguhnya harganya sudah naik. Ketersediaan mereka juga terbatas sehingga tidak bisa dikirim dalam jumlah banyak ke Timika, menyebabkan harga di sini juga melonjak,” ucapnya.
Untuk saat ini, produk cabai rawit yang dihasilkan petani lokal cukup banyak sehingga harganya masih normal yakni Rp55 ribu per kilogram.
“Saya pantau tadi yang kita update hari ini Rp55 ribu per kilogram. Itu sudah normal. Kadang turun sampai Rp30 ribu er kilogram, tapi kalau harga seperti ini kasihan petani. Kadang mereka sangat mengeluh, mereka bisa jadi tidak berniat menanam cabai kalau harga terlalu murah,” ucapnya.
Wartawan/Editor: Yosefina