NABIRE, CARTENZNEWS.com-Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI), Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan Bandara baru di Nabire, Papua Tengah yakni Bandara Douw Aturure pada Rabu (22/11/2023) sore, sebelum besok Kamis (23/11/2023) diresmikan oleh Presiden Joko Widodo secara virtual bersamaan dengan Bandara Siboru di Fakfak Papua Barat. Rencananya peresmian dipusatkan di Fakfak dan presiden akan menandatangani prasasti kedua Bandara tersebut.

(Foto: Istimewa)
Rombongan Medagri mendarat di Nabire Pukul 16.40 WIT menggunakan Pesawat Jet jenis Cesna 700 Sitation Longitud dengan nomor penebangan PK-CAA milik Kementerian Perhubungan, Balai Kalibrasi Penerbangan, Ditjen Perhubungan Udara.
Dalam kunjungan itu Menhub didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni, Direktur Angkutan Udara, Putu Eka Cahyadi, Staf Khusus Menub Bidang Hubungan Antar Lembaga, Buyung Lalana dan Tenaga Ahli Menub, Andre Mulpyana serta dua arsitek Bandara Nabire dan Fakfak.
Di Nabire Menhub disambut Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Tengah, Anwar Harun Damanik, Wakil Bupati Nabire, Ismail Djamaluddin, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, Pangdam XVIII Kasuari, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, Kapolda Papua Barat, Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga, Kepala Kantor UPBU Kelas II Nabire, Setyani Mahendra dan General Manager Airnav Cabang Nabire.
“Kami sudah membangun Bandara yang cantik dan keren di Papua. Insyaallah sudah siap diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi besok (Kamis, 23/11/2023),” kata Budi.
Dia mengatakan, dua bandara tersebut, merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Pemerinta daerah telah menghibahkan tanah milik masyarakat adat seluas 250 hektar, sementara anggaran pembangunan bersumber dari APBN sejak Tahun 2020-2022 sebanyak Rp671.538.112.483, yang mana pembangunan pada Tahun 2020 sampai 2021 menelan anggaran Rp592.155.131.483 dan Tahun 2022 sebesar Rp.79.382.981.000.

(Foto: Istimewa)
“Kalau di daerah lain itu haya 400-600 miliar rupiah tapi Bandara Douw Aturure Nabire ini beruntung dapat satu pembangunan dari pemerintah pusat. Uang cukup besar, dan runway ini akan menjadi 2.000 meter sampai 2.500 meter. Kami akan alokasikan APBN, tapi tadi Pak Sekda sampaikan ada anggaran untuk perpanjang runway sampai 2.500 meter,” ujarnya.
Sejumlah fasilitas eksisting Bandara tersebut telah dibangun, terdiri dari sisi darat, sisi udara, pesawat terkritis, kategori PKP-PK.
Pembangunan sisi darat yakni, terminal penumpang seluas 6.320 meter persegi kapasits 288.700 pax/tahun, gedung workshop seluas 233 meter persegi, pump house 202 meter persegi, kantor keamanan 252 meter persegi, terminal kargo 1.375 meter persegi, gedung PKP-PK 584 meter persegi, gedung power house 348 meter persegi, kantor administrasi 1.022 meter persegi.
Kemudian sisi udara, yakni runway 1.600×30 meter, taxiway 2x165x23 meter, apron 367,5 x 100 meter, runwat strip 1720×300 meter. Pesawat terkritis, yakni ATR 72-600 dan kategori PKP PK, yaitu CAT V.
Saat Bandara beroperasi nanti rute penerbangannya adalah Nabire-Timika 10 kali seminggu, Nabire-Manokwari, satu kali sehari, Nabire Jayapura dua kali sehari.
Menhub menyebutkan pembangunan Bandara dilakukan untuk memperlancar mobilitas masyarakat. “Kami mohon dukungan Pemkab untuk melakukan berbagai upaya memasarkan bandara ini, agar penumpang dan penerbangannya semakin ramai,” kata Budi.

(Foto: Yosefina/CARTENZNEWS.com)
Dalam kunjungan itu, Budi mendapatkan berbagai penjelasan dari pihak Bandara terkait fasilitas yang sudah dibangun dan juga dari Dinas PU Provinsi Papua tengah terkait jalan menuju Bandara yang sedang dalam proses pembangunan dan rencananya dituntaskan pada Februari 2024.
Saat menteri hendak menuju pesawat, ia dihampiri Kepala Suku Nabire, Alex Raiki yang menyatakan keberatan jika Bandara itu diresmikan Jokowi secara virtual.
“Kami minta besok Jokwo hadir di Nabire untuk meresmikan Bandara secara langsung, bukan secara virtual,” katanya.
Ia juga menyampaikan usulan nama Bandara saat ini diganti menjadi Bandara Alex Raiki.
Setelah menerima pernyataan keberatan dan usulan dari kepala suku, Menhub hanya megangguk dan bergegas menuju pesawat.
Ditemui setelah Menhub meninggalkan Nabire, Kepala Suku Nabire, Alex Raiki menjelaskan bahwa Nabire merupakan Ibu Kota DOB sehingga masyarakat menginginkan Jokowi meresmikan secara langsung, namun jika tetap dilakukan secara virtual pihaknya tetap menerima.
“Kami tetap terima kalau diresmikan secara virtual, tapi kami juga berhak menyatakan keberatan kami,” ucapnya.
Kemudian terkait usulan pergantian nama Bandara, Alex menyebutukan, nama tersebut merupakan kesepakatan dair tujuh suku asli di Nabire, hal ini juga telah dirapatkan dengan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Tengah.
“Nama ini bukan saya yang mau tapi usulan dari masyarakat tujuh suku,” ucapnya.
Wartawan/Editor: Yosefina