TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Ketua KPU Papua Tengah, Jennifer Darling Tabuni menegaskan rekaman suara yang beredar beberapa waktu lalu terkait Pleno Paniai, bukan suaranya.
“Beberapa saat yang lalu tersebar rekaman suara berkaitan soal pleno Pania, saya tegaskan itu bukan rekaman suara saya,” kata Jennifer kepada wartawan Jumat (13/12/2024)
Ia mengatakan tidak pernah menyampaikan pernyataan yang tidak elok terkait komisioner KPU Paniai.
“Bukan saya yang menyampaikan informasi dengan kata kata yang tidak sopan atau kata kata tidak elok untuk teman teman penyelenggara lain. Sekali lagi saya sampaikan bahwa itu bukan saya,” tegasnya kepada wartawan melalui pesan WA, Jumat (13/12/2024).
Isi rekaman suara yang dimaksud itu adalah, seseorang menyampaikan protes karena salah satu Komisioner KPU Paniai bernama Sem Nawipa yang mengundang pihak-pihak terkiat untuk menghadiri pleno tingkat Kabupaten Paniai.
Padahal sebelumnya sudah diketahui melakukan tindakan suap dan ditangkap tangan terkait kasus itu.
“Selamat pagi untuk kita semua. Undangan itu dari Sem Nawipa, bukanya dia kemarin sudah ketahuan kena kasus tangkap tangan uang suap, kenapa masih dipakai dia lagi. Ini boneka atau apa permainan atau apa, tolong batalkan,” demikian yang disampaikan pemilik suara dalam rekaman itu yang tidak diketahui identitasnya.
Pemilik suara itu menyebutkan, Sem Nawipa dan juga Sisilia Mote yang juga merupakan Komisioner KPU Paniai sudah ditangkap tangan oleh Kapolres Paniai, sehingga ia merasa heran jika keduanya masih bertugas sebagai penyelenggara pada Pilkada 2024 ini.
“Kemarinkan Kapolres Paniai sudah tangkap tangan Sem Nawipa dan Sisilia Mote apakah mereka dua harus pimpin lagi, bukannya harus di PAW? Tidak benar itu, kalau mereka pimpin dibatalkan. Karena itu tidak sesuai aturan, melanggar kode etik, benar benar melanggar kode etik. Demokrasi sudah tidak ada dalam tubuh mereka. manusia manusia iblis itu, malunya tidak ada. Batalkan dorang muka muka iblis, kenapa masih muncul “ ujarnya.
Bahkan dengan suara lantang ia menegaskam agar semua yang bermarga Nawipa tidak dipakai lagi sebegai penyelenggara, karena sudah dibayar oleh oknum tertentu.
“Yang semuanya merek Nawipa jangan dipakai karena Nawipa semua sudah dibayar sudah tidak jelas, sudah tidak bisa dipercaya lagi masyarakat Paniai. Jadi bilang kepada Ketua KPU Provinsi Papua Tengah kita tidak pakai kalau merek Nawipa semua, ganti. Merek nawipa yang masuk dalam kelompok Sem. Masa Sem yang sudah diduga tangkap tangan uang suap baru masih diberikan kesempatan, itu tidak benar harus dikasih skorsing. Bukan dia pimpin lagi kalau sudah ketahuan. Benar benar dia memihak salah satu kandidat jadi tolong sebentar undangan dari dia, Sem pimpin langsung dibatalkan. orang tidak punya mata, tidak punya pikiran semua satu indonesia, KPU RI sudah tahu masih dibiarkan untuk mereka yang pimpin. Ada apa ini? Batalkan saja,” tegasnya.
Dia meminta agar KPU Paniai bisa dituntut secara hukum. Ia bahkan meminta Bawaslu Paniai membuat surat tanggapan dan surat itu harus ditanggapi dan dilaksanakan.
“Tanggapi dulu selesaikan dulu semua masalah baru diplenokan. Lalau lagi masalah tidak beres ini, ada apa? Kadi kita batalkan saja. Baik itu saja masukan, koyao, selamat pagi semua, selamat berjuang, Tuhan memberkati kita dihri ini,” katanya. (Red)