TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Sebanyak 50 murid SD/MI di Timika, Ibukota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengikuti lomba cerita rakyat yang digelar Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Kegiatan lomba digelar selama dua hari yakni Senin (19/6/2023) dan Selasa (20/6/2023) di Hotel Horison Ultima Timika.
50 anak yang mengikuti lomba ini dari sekolah-sekolah swasta dan negeri, mereka didampingi 50 guru sehingga peserta kegiatan tersebut sebanyak 100 orang.
Ketua Panitia Kegiatan Lomba Bercerita Rakyat Tingkat SD/MI se-kabupaten Mimika Tahun Anggaran Rp2023, Anton Tangkelayuk yang juga sebagai Kepala Bidang Perpustakaan, mengungkapkan dasar pelaksanaan kegiatan tersebut adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Dasar lainnya adalah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, kemudian dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Mimika Tahun Anggaran 2023 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Mimika, tentang penetapan peserta dan panitia kegiatan lomba cerita rakyat.
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kegemaran membaca cerita rakyat bagi murid-murid SD/MI baik cerita rakyat Papua maupun nusantara. Pelajar diharapkan dapat belajar dari tokoh-tokoh maupun karakter yang ada di dalam cerita agar dapat mengambil pesan moral positif yang berguna bagi mereka dalam proses pengembangan diri sebagai insan berakhlak mulia, yang merupakan modal dasar bagi pembangunan sumber daya manusia di negeri ini.
Kegiatan itu juga untuk mempopulerkan cerita rakyat baik cerita rakyat daerah maupun nasional sehingga masyarakat dapat mengetahui ragam kekayaan budaya daerah nusantara.
Selain dari itu juga untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan murid-murid SD/MI terhadap kebudayaan daerah dan kebudayaan nusantara sehingga mereka lebih mengenal dan mencintai berbagai kebudayaan yang ada di negeri ini. “Pengenalan dan kecintaan terhadap budaya sendiri merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional dengan demikian kebudayaan tersebut dapat terpelihara dengan baik,” katanya.
Perlombaan itu melibatkan tiga dewan juri yakni Awan Prakoso, sebagai juri nasional yang juga merupakan pendongeng dan pemerhati anak. Juri lainnya dari Mimika yakni Nova Oktavia, dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika serta Dominggus Kapiyau, merupakan tokoh masyarakat dan pemerhati kebudayaan.
Sementara itu Pelaksana Harian Asiste II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika, Petrus Lewa Koten dalam sambutannya mewakili Plt Bupati Mimika mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki generasi penerus yang cerdas, berkarakter baik dan berakhlak mulia.
Dalam menghasilkan generasi penerus yang cerdas, berkarakter dan berakhlak mulia diperlukan kerjasama antara keluarga, sekolah dan juga lingkungan masyarakat.
salah satu sarana mendidik generasi bangsa agar tumbuh menjadi generasi yang berkarakter baik, dapat diandalkan dalam proses pembangunan bangsa dan negara adalah melalui cerita rakyat.
Kisah-kisah dalam cerita rakyat biasanya mengandung kearifan lokal dari masing-masing daerah dan mengandung ajaran-ajaran moral dan etika yang baik bagi generasi penerus bangsa.
Kegiatan lomba bercerita rakyat juga bertujuan untuk meningkatkan minat baca di masyarakat terutama di kalangan siswa tingkat SD. “Kegiatan membaca akan mengaktifkan kemampuan berpikir dan menganalisis karena dengan membaca membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi serta menstimulasi imajinasi anak,” katanya.
Ia menambahkan perpustakaan sebagai rumah buku berperan penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya Indonesia. Perpustakaan berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat baik buku-buku bahan bacaan yang berkualitas dan up to date serta sarana dan prasarana yang lain, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya untuk digunakan sesuai kebutuhan. “Tujuannya semakin meningkatkan kualitas diri pribadi sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia di negara kita,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Mantan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Mimika ini menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah beserta jajarannya yang telah menggagas dan melaksanakan kegiatan lomba bercerita ini. Untuk anak-anak peserta lomba ia menyebutkan mereka terbaik karena dipilih dari sekian banyak murid di sekolah masing-masing. “Ikutilah lomba dengan semangat dan tertib aturan. Pemenang hanya satu tetapi jika belum menang saya harap kalian lapang dada menerima hasilnya dan tidak patah semangat. Jadikanlah kegagalan sebagai pemacu semangat agar ke depan dapat berbuat yang lebih baik lagi. Yang penting tampil dengan baik untuk memupuk rasa percaya diri dan selalu mengupayakan yang terbaik dalam setiap kesempatan,” pesannya.
Sementara itu Awan Prakoso, salah satu juri pada lomba tersebut yang juga merupakan pendongeng dan pemerhati anak menjelaskan di dalam cerita-cerita rakyat memang terkandug pesan-pesan moral yang baik untuk anak-anak. Semua cerita rakyat memiliki nilai kepahlawanan dan karakter. “Dalam lomba ini anak-anak diharapkan mampu menyampaikan pesan-pesan kebaikan melalui cerita,” ujarnya.
Ia menyebutan, anak-anak kalau dinasihati secara langsung biasanya akan malas mendengarkan tapi kalau melalui cerita terkesan mereka tidak digurui sehingga menerima dengan baik, dengan sukarela. “Jadi bertutur, bercerita itu langkah komunikasi peruasif yang mana dapat menyampaikan pesan untuk masyarakat,” ungkapnya.
Awan menjelaskan jadi yang menjadi aspek penilaian adalah penampilan, teknik bercerita, penghayatan dari cerita itu dan keahlian lainnya.
“Saya yakin anak-anak pasti tampilkan yang terbaik karena sudah dibimbing di sekolah masing-masing sebelum tampil,” Kata dia.
Wartawan/Editor: Yosefina