TIMIKA, CARTENZNEWS.com-Sebanyak 13 program hasil rapat Dewan Smart City Mimika di Hotel Horison Ultima Timika, pada Rabu (31/5/2023) akan dipresentasikan di Rapat Dewab Smart City Nasional di Surabaya pada tanggal 12-15 Juni mendatang.
13 program ini dari enam dimensi yakni smart economi, smart society, smart branding, smart environment, smart living dan smart governance.
Untuk smart economy mencakup dua sub dimensi yakni industri dan keungan. Program dari sub dimensi industri meliputi pembinaan petani, peternak dan nelayan dalam mempertahankan produksi, pemberdayaan rumah tangga untuk bertani dan pemetaan hiliralisasi industri promosi dan transaksi.
Petani yang dibina adalah petani tanaman pangan unggulan sagu, sementara peternak dibina untuk menjaga produksi telur. Pembinaan kepada nelayan juga dilakukan agar menjaga produksi ikan di wilayah tangkap ikan.
Stakeholder yang terlibat dalam program ini adalah Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan. Hortikulturan dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Sementara pemberdayaan rumah tangga untuk bertani, maksudya adalah memberdayakan setiap rumah tangga untuk melakukan kegiatan bertani sederhana di halaman rumah. Sakeholder yang terlibat, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebnunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, Disperindag dan Bappeda.
Untuk program pemetaan hiliralisasi industri promosi dan transaksi, dilakukan pemetaan terkait pengolahan industri dari hulu ke hilir. Stakeholder yang terlibat yakni Disperindag, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, Disperindag serta Bappeda.
Berikut progran dari sub dimensi keuangan adalah iTax ,yakni pelayanan pajak daerah dan distribusi daerah secara online atau non tunai. Dalam program in Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) bekerja sama dengan perbankan, wilayah pajak dan perusahaan terkait lainnya untuk memberikan layanan pembayaran pajak secara online melalui ATM, mobile banking, internet banking, go-pay dan lain-lain.
Stakeholder yang terlibat adalah Bapenda, OPD pemungut retribusi, bank, PT Pos Indonesia dan go-pay pajak.
Dimensi berikut, smart Society dengan sub dimensi edukasi dan komunitas. Program-program dari sub dimensi edukasi adalah penguatan literasi masyarakat di Mimika, seperti melakukan inovasi dalam penguatan literasi masyarakat di pedalaman dengan membangun fasilitas perpustakaan di setiap distrik, karena fasilitas ini masih sangat minim. Dinas perpustakaan sebagai fasilitator melakukan kerjasama dengan dinas terkait lainnya untuk penyebaran konten sesuai dengan kebutuhan masyarakat disetiap distrik, misalnya pertanian, pendidikan dan lain-lain.
Selain Dinas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, stakeholder terkait lainnya adalah Dinas Pendidikan dan OPD-OPD terkait.
Kemudian sub dimensi komunitas, program kerjanya adalah peningkatan keterampilan tenaga kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran. Pemerintah melakukan pelatihan operator alat berat, pelatihan mekanik, pelatihan K3 untuk menyediakan tenga kerja yang terampil dan mandiri serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. OPD yang terlibat dalam program ini yakni Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Dimensi berikutnya smart branding meliputi tiga sub dimensi yaitu pariwisata, bisnis dan wajah kota.
Untuk sub dimensi pariwisata, programnya pengembangan destinasi wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus.
Di Kabupaten Mimika memiliki banyak potensi wisata alam seperti hutan mangrove, kali Kiyura, Kali Waga-Waga dan lain-lain. Sementara wisata budaya ada Pantai Kekwa di Distrik Mimika Tengah. Di sana ada peninggalan peran dunia kedua. Kemudian pariwisata minat khusus bisa mengembangkan venus-venue PON seperti venue panjat tebing, futsal dan lainnya.
Stakeholder terlibat yakni Dinas Pariwisata, pihak swasta sebagai pengelola pengusaha hote, masyarakat sebagai guide dan media.
Program dari sub dimensi wajah kota yakni pengembangan dan pembangunan landmark khas Mimika di ruang publik dan lokasi strategis sebagai ikon Mimika.
Memperindah landmark yang ada saat ini dan membangun landmark baru di lokasi yang strategis dan memperhatikan kebersihan kota. Stakaholder yang terlibta dalam program ini adalah Dinas Pariwisata, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Bappeda dan masyarakat.
Untuk sub dimensi bisnis, program kerjanya adalah peningkatan brand lokal unggulan masyarakat dengan diilakukan dan dirutinkan pelatihan UMKM untuk pengembangan makanan lokal, pengrajin seperti pengukir, mama-mama perajut dan pengayam noken serte pengrajin berbagai aksesoris dari kerang dan lain-lain. Perlu juga mmberi pelatatihan kepada pelaku UMKM memposting hasil karyanya di marketplece seperti lazada, shoppe sebagai sarana penjualan online. Stakeholder yang terlibat yakni Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Dinas Koperasi dan UMKM, Disperindag, pengusaha lokal dan pengrajin.
Dimensi selanjutnya smart enviromental meliputi sub dimensi sampah, dengan program kerja, memanfaatkan sampah bisa memiliki nilai ekonomis.
Stakeholder yang terlibat dalam program ini , DLH, Dinas Koperasi dan UMKM serta pengusaha.
Dimensi berikutnya smart living dengan sub dimensi kesehatan. Program kerjanya adalah sistem pendataan online melalui aplikasi pada pasien rawat jalan atau Sidora
Tujuannyauntuk memudahkan pasien rawat jalan dalam melakukan pendaftaran secara online untuk menghindari penumpukan di loket pendaftaran.
Stakeholder yang terlibat adalah Dinas Kesehatan, RSUD Mimika dan sejulah rumah sakit lainnya serta OPD terkait.
Terakhir dimensi smart governance dengan sub dimensi layanan publik. Program-program dari sub dimensi ini adalah operator layanan administrasi online (Orlando) dan integrasi data untuk penignkatan layanan. Orlando yang merupakan inovasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipik (Disdukcapil) Kabupaten Mimika untuk menerapkan go digital serta mempercepat layanan publik administrasi kependudukan.
Dengan hanya menggunakan layanan smartphone bisa melakukan registrasi dokumen dari rumah dengan mudah tanpa perlu mengantri. Stakeholder yang terlibat yakni Disdukcapil
Kemudian untuk prorgam integrasi data untuk peningkatan layanan, yakni pemanfaatan data bersama untuk kebutuhan lintas sektor dalam upaya efektifitas peningkatan layanan. Misaknya pemanfataan dana dari Disdukcapil untuk bidang sosial seperti bantuan sosial, BPJS dan lain-lain
Pemanfaatan data dari Dinas Sosial untuk kependidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) KIP, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan dalam program perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu), dinas kesehatan bpjs dan lain lain.
Stakeholder yang terlibat adalah Dinas Pendidikan, Disdukcapil, Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta OPD terkait lainnya.
Sementara itu Plt Bupati Mimika, Johannes mengungkapkan Mimika termasuk 25 kabupaten/kota pertama di indonesia yang jadi perintis smart city, namun ia meminta pemerintah dan masyarakat tidak hanya puas sampai di situ namun harus lebih maju sehingga ke depan Mimika menjadi tempat belajar tetang smart city bagi daerah lain.”Kita harus maju satu langkah lagi kita jadi tepat di mana orang datang belajar smart city,” sebutnya.
Ia menegaksn smart city bukan hanya semata-mata apliaksi, digitalisasi dan teknologi tapi merupakan kebijakan pemerintah daerah yang terdiri dari regulasi, tata cara prosedural yag kemudian tujuan terakhir adalah memudahkan pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh. “Kalau memang dibutuhkan aplikasi untuk memudahkan pelayanan kita pakai, kala tidak perlu, tidak perlu juga kita pakai, regulasi saja yang kita gunakan,” ujarnya.
Wartawan/Editor: Yosefina